Entri yang Diunggulkan

[ANALISA FENOMENA] Pro / Kontra Kurikulum 2013

     Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menj...

Jumat, 04 Maret 2016

[MAKALAH] Kriteria dan Cara Penemuan Kebenaran - Filsafat Ilmu Komunikasi - Filsafat Ilmu Komunikasi


KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya limpahkan atas kehadiran Tuhan semesta alam, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan segala karunia rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga, pembuatan makalah yang merupakan tugas kelompok dalam mata kuliah Filsafat Ilmu Komunikasi ini dapat saya selesaikan dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam pun selalu tercurah kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, yang dengan kehadirannya Islam dapat sampai kepada kita hari ini.
            Proses pembuatan makalah dengan tema “Kriteria dan Cara Penemuan Kebenaran” ini pun dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat bantuan dari berbagai pihak, yang tak bisa saya sebutkan satu persatu namanya disini. Maka dari itu, saya menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut.
            Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, saya menyampaikan maaf jika ada beberapa kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Yang sempurna datang dari Allah, sementara manusia hanyalah tempat salah.










PENDAHULUAN
Salah satu produk yang fundamental dan senantiasa actual dalam pergerumulan hidup manusia merupakan upaya mempertahankan membahasakan kebenaran. Kebenaran boleh dibilang merupakan tema yang tak pernah tuntas untuk diangkat ke ranah akal dan batin manusia. Kebenaran menurut aksi leksikalnya adalah keadaan (hal) yang cock dengan keadaan (hal) yang sesungguhnya. Itu berarti kebenaran merupakan tanda yang dihasilkan oleh pemahaman atau kesadaran yang menyatu dalam bahasa logis, jelasm dan terpilah-pilah (Bagus , 1981:86).
Susahnya mendefinisikan kebenaran, ibarat orang buta menjelaskan gajah. Ada orang buta yang menjelaskan gajah itu panjang, karena yang ia sentuh adalah belalai gajah. Sementara temennya yang juga buta akan mengatakan bahwa gajah itu tipis dan lebar (merujuk pada telinga gajah). Bahkan ada pula orang buta yang mendefinisikan bahwa gajah itu lembek (merujuk pada kotoran gajah). Tentu masing-masing definisi tidak ada yang salah, namun juga tidak bisa dikatakan benar seratus persen. Kira-kira seperti itulah gambaran mendefinisikan pengertian kebenaran. Tiap ahli yang memaparkan ide tentang sudut pandang kebenaran termasuk bagaimana membuktikannya.










PEMBAHASAN
Secara etimologi, kata “benar” mempunyai arti :
1.      Tidak salah, lurus, dan adil.
(contoh dalam kalimat “hitungannya benar.”).
2.      Sungguh-sungguh,tidak bohong.
(contoh dalam kalimat “kabar itu benar.”).
3.      Sesungguhnya, memang demikian halnya.
(contoh dalam kalimat (benar, ia tidak bersalah, tapi ia terlibat dalam perbuatan ini.”).
4.      Sangat, sekali.
(contoh dalam kalimat “enak benar mangga ini.”).

Sedangkan secara epistemology (istilah), pengertian kebenaran dapat dilihat dari berbagai teori mengenai kebenaran, yang antara lain :
1.      Teori koherensi
Menurut teori ini, suatu pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi atau hipotesis dianggap benar bila ia sejalan dengan pengetahuan, teori, proposisi, atau hipotesis lainnya, yakni kalau proposisi itu meneguhkan dan konsisten dengan sebelumnya. Jika “semua manusia pasti akan mati.” Akan benar, maka “si A, akan mati” adalah benar juga.
2.      Teori korespondensi
Suatu pernyataan akan benar jika ia berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan itu. Contoh, “Jakarta adalah Ibu Kota Indonesia” adalah benar karena sesuai dengan fakta.
3.      Teori pragmatis
Suatu pernyataan dinilai benar jika dinilai konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia. Contoh “memakai helm wajib bagi pengendara sepeda motor”, adalah benar karena pernyataan tersebut berguna dalam kehidupan praktis.


4.      Teori koherensi
Menurut teori ini sesuatu dianggap benar bila ia berkaitan dengan pernyataan sebelumnya yang sudah pasti benar. Misalnya, pernyataan bahwa “presiden Indonesia tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen” adalah benar karena bertalian dengan pernyataan sebelumnya, yakni “Indonesia menganut system pemerintahan presidensial”.

Sedangkan kebenaran dibagi menjadi dua kategori yang berbeda, yaitu kebenaran ilmiah dan kebenaran non-ilmiah. Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan kebenaran pragmatis, koresponden dan koheren. Berbeda dengan kebenaran ilmiah yang diperoleh berdasarkan dengan penalaran dengan logika ilmiah, ada juga kebenaran karena factor-faktor non-ilmiah.
            Diantaranya kebenaran non-ilmiah adalah:
·         Kebenaran karena kebetulan
Kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat ditemukan secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita sering tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun satu atau dua kebetulan bisa menjadi perantara kebenaran ilmiah, misalnya penemuan Kristal Urease oleh Dr. J. S. Summers.
·         Kebenaran karena akal sehat (common sense)
Akal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercayai dapat memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan bahwa hukuman fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk kebenaran akal sehat. Peneliti psikologi membuktikan bahwa hal itu tidak benar.
·         Kebenaran Agama dan Wahyu
Kebenaran mutlak dan hak asasi Tuhan. Beberapa hal masih bisa dinalar dengan pancaindera manusia, tetapi sebagian hal lain tidak karena sebagian lainnya membutuhkan keyakinan (keimanan).


·         Kebenaran intuitif
Kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berfikir, kebenaran intuitif sukar dipercaya dan tidak bisa dibuktikan, hanya sering dimiliki oleh orang yang berpengalaman lama dan mendarah daging di suatu bidang. Contohnya adalah Mbah Maridjan yang beberapa waktu lalu tidak mau diungsikan dari gunung merapi dengan alasan merapi tidak akan meletus. Kebenaran bahwa merapi tidak akan meletus didapat Mbah Maridjan atas dasar intuisi.
·         Kebenaran karena trial and error
Kebenaran yang diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan, baik metode, teknik, materi, dan parameter-parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu. Memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
·         Kebenaran spekulasi
Kebenaran karena adanya pertimbangan meskipun kurang dipikirkan secara matang. Dikerjakan dengan penuh resiko, relative lebih cepat, dan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan trial-error.
·         Kebenaran karena kebibawaan
Kebenaran yang diterima karena kewibawaan seseorang. Seseorang tersebut bisa disebut ilmuan, pakar, atau ahli yang memiliki kompetensi dan otoritas dalam suatu bidang ilmu. Kadang kebenaran yang keluar darinya diterima begitu saja tanpa perlu diuji. Kebenaran ini bisa benar tapi juga bisa salah karena tanpa prosedur ilmiah.
·         Kebenaran karena kekuasaan
Yaitu, sesuatu menjadi benar atau salah karena adanya intervensi kekuasaan. Contohnya adalah invasi Amerika Serikat ke Irak, yang menjadi benar karena Amerika Serikat memiliki kekuasaan (power).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar