Entri yang Diunggulkan

[ANALISA FENOMENA] Pro / Kontra Kurikulum 2013

     Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menj...

Senin, 07 Maret 2016

[MAKALAH] Pola Komunikasi Karang Taruna Dalam Perspektif Sosiologi Komunikasi - Sosiologi Komunikasi

1.      Konsep Struktur Sosial

a.      Pengertian Struktur Sosial
Struktur social adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini struktur sosial dapat horizontal maupun vertikal susunannnya.Contoh struktur sosial yang Horizontal adalah kelompok pria dan kelompok wanita, atau kelompok orang beragama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Cirinya masing-masing dalam kelompok tersebut tidak bertingkat, artinya di masyarakat kedudukannya sama. Sedangkan contoh Sruktur sosial yang vertikal adalah kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin, hal ini jelas menunjukkan kedudukan yang berbeda dalam masyarakat.Orang kaya berada di tempat yang lebih tinggi daripada orang miskin. Sedangkan, struktur social menurut para ahli adalah :
Soerjono Soekanto (2002:68) struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antarposisi sosial dan antarperan. Dengan demikian, pengertian struktur sosial dapat didefinisikan sebagai suatu tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang menunjuk pada suatu keteraturan perilaku, sehingga dapat memberikan bentuk sebagai suatu masyarakat.


Hendropuspito (1989) dalam bukunya ”Sosiologi Sistematik” mendefinisikan bahwa struktur sosial adalah skema penempatan nilainilai sosiobudaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai dengan berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan dan demi kepentingan masing-masing. Bagian nilai-nilai sosial adalah ajaran agama, ideologi, kaidah-kaidah, moral, serta peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat. Sementara itu organ-organ masyarakat tersebut berupa kelompok-kelompok sosial, institusi atau lembaga-lembaga sosial yang mengusahakan perwujudan nilai-nilai tertentu menjadi nyata dan dipakai dalam memenuhi kebutuhan.


George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.


George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.


William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.


Kornblum : Pola perilaku individu dan kelompok, yaitu perilaku  berulang-ulang yang menciptakan  hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat.

 Coleman : Pola hubungan antar manusia dan antarkelompok manusia.
Abdul Syahni : Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.

b.     Unsur-Unsur Struktur Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dalam suatu masyarakat yang tertata dalam suatu struktur yang cenderung bersifat tetap. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat itu diharapkan dapat berfungsi dengan baik, sehingga akan tercipta suatu keteraturan, ketertiban, dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat. Untuk mewujudkannya diperlukan adanya unsur-unsur tertentu.

Apa saja unsur yang terdapat dalam suatu struktur social dalam masyarakat? Menurut Charles P. Loomis, struktur social tersusun atas sepuluh unsur penting berikut ini.

a. Adanya pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki oleh para anggota masyarakat yang berfungsi sebagai alat analisis dari anggota masyarakat.
b. Adanya perasaan solidaritas dari anggota-anggota masyarakat
c. Adanya tujuan dan cita-cita yang sama dari warga masyarakat.
d. Adanya nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai patokan dan pedoman bagi anggota masyarakat dalam bertingkah laku.
e. Adanya kedudukan dan peranan sosial yang mengarahkan pola-pola tindakan atau perilaku warga masyarakat.
f. Adanya kekuasaan, berupa kemampuan memerintah dari anggota masyarakat yang memegang kekuasaan, sehingga sistem sosial dapat berlanjut.
g. Adanya tingkatan dalam sistem sosial yang ditentukan oleh status dan peranan anggota masyarakat.
h. Adanya sistem sanksi yang berisikan ganjaran dan hukuman dalam sistem sosial, sehingga norma tetap terpelihara.
i. Adanya sarana atau alat-alat perlengkapan sistem sosial, seperti pranata sosial dan lembaga.
j. Adanya sistem ketegangan, konflik, dan penyimpangan yang menyertai adanya perbedaan kemampuan dan persepsi warga masyarakat.

c.      Fungsi Struktur Sosial
Dalam sebuah struktur sosial, umumnya terdapat perilakuperilaku sosial yang cenderung tetap dan teratur, sehingga dapat dilihat sebagai pembatas terhadap perilaku-perilaku individu atau kelompok. Individu atau kelompok cenderung menyesuaikan perilakunya dengan keteraturan kelompok atau masyarakatnya. Seperti dikatakan di atas, bahwa struktur social merujuk pada suatu pola yang teratur dalam interaksi sosial, maka fungsi pokok dari struktur sosial adalah menciptakan sebuah keteraturan sosial yang ingin dicapai oleh suatu kelompok masyarakat.

Sementara itu, Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai berikut.
a. Pengawas sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinankemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan kelompok atau masyarakat. Misalnya pembentukan lembaga pengadilan, kepolisian, lembaga adat, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan lain-lain.
b. Dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena struktur sosial berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri. Dalam proses tersebut, individu
atau kelompok akan mendapat pengetahuan dan kesadaran tentang sikap, kebiasaan, dan kepercayaan kelompok ataumasyarakatnya. Individu mengetahui dan memahami perbuatan apa yang dianjurkan oleh kelompoknya dan perbuatan apa yang dilarang oleh kelompoknya.


















d.     Ciri-Ciri Struktur Sosial
Segala sesuatu pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan sesuatu yang lain. Misalnya masyarakat desa mempunyai ciri-ciri tersendiri, seperti bersifat gotong royong, mengutamakan kebersamaan, tidak ada spesialisasi dalam pembagian kerja, dan lain-lain yang membedakan dengan masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis dan adanya pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian. Begitupun juga dalam struktur sosial.

Abdul Syani menyebutkan bahwa ada beberapa cirri struktur sosial, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan social yang dapat memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang kemungkinan besar dilakukan secara organisatoris.

b. Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial di antara individu-individu pada saat tertentu. Artinya segala Bentuk pola interaksi sosial dalam masyarakat telah tercakup dalam suatu struktur sosial.

c. Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat. Artinya semua karya, cipta, dan rasa manusia sebagai anggota masyarakat merupakan aspek dari struktur sosial. Misalnya komputer, alat-alat pertanian modern, mobil, pesawat, kesenian, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

d. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis, sehingga dapat dilihat sebagai kerangka tatanan dari berbagai bagian tubuh yang membentuk struktur. Misalnya dalam sebuah organisasi terdapat ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi yang kesemuanya membentuk suatu struktur.

e. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu sebagai berikut.
1) Pertama, di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan.
2) Kedua, dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian, di mana terjadi stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang berkesinambungan sebelum kemudian terancam oleh proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat.





2.      Kelompok Sosial Menurut Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si

     Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup secara guyub.
Ada empat kelompok sosial yang dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok tersebut.

1.      Kelompok Formal-Sekunder adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat sekunder, bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas, serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang jelas pula. Ciri-cirinya adalah:
a.       Adanya kesadaran anggota bahwa ia adalah anggota dari kelompok yang bersangkutan
b.      Setiap anggota memiliki hubungan timbal balik dengan anggota lainnya dan bersedia melakukan hubungan fungsional di antara mereka.
c.       Adanya kohesitas kelompok antar anggota.
d.      Memiliki struktur yang jelas dan tegas, termasuk juga prosedur suksesi dan kaderisasi.
e.       Memiliki aturan formal yang mengikat setiap anggota kelompok.
f.       Memiliki pola dan pedoman perilaku sebagaimana diatur oleh kelompok secara umum.
g.      Memiliki sistem kerja yang berpola, berstruktur, dan berproses dalam mencapai tujuan kelompok.
h.      Memiliki kekuatan mempertahankan diri, mengubah diri (adaptasi), rehabilitasi diri, serta kemampuan menyerang kelompok lain.
i.        Memiliki masa hidup yang dikendalikan oleh faktor-faktor internal dan eksternal

2.      Kelompok Formal-Primer adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat formal namun keberadaannya bersifat primer. Kelompok ini memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak tegas. Ia juga memiliki struktur yang tegas walaupun fungsi-fungsi struktur dijalankan secaara guyub. Terbentuknya kelompok ini didasarkan oleh tujuan-tujuan yang jelas ataupun abstrak. Contoh dari kelompok ini adalah keluarga inti, kelompok kekerabatan, dan kelompok-kelompok primordial.

3.      Kelompok Informal-Sekunder adalah kelompok sosial yang umumnya informal namun keberadaannya bersifat sekunder. Kelompok ini bersifat tidak mengikat, tidak memiliki aturan dan struktur yang tegas serta dibentuk berdasarkan sesaat dan tidak mengikat bahkan bisa terbentuk walau memiliki tujuan-tujuan kurang jelas. Contoh kelompok ini adalah kelompok persahabatan, kelompok anak muda (geng), kelompok percintaan (pacaran), dan sebagainya.
4.      Kelompok Informal-Primer adalah kelompok sosial yang terjadi akibat meleburnya sifat-sifat kelompok sosial formal-primer atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat di luar kelompok formal-primer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok formal-primer. Kelompok ini juga merupakan bentuk lain dari kelompok informal-sekunder terutama menonjol di hubungan-hubungan mereka yang sangat pribadi dan mendalam.



3.      Organisasi Karang Taruna

Karang Taruna adalah sebuah organisasi kepemudaan yang mempunyai fungsi non partisipan yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda.
Karang Taruna untuk pertama kalinya lahir pada tanggal 26 September 1960 di Kampung Melayu, Jakarta. Dalam perjalanan sejarahnya, Karang Taruna telah melakukan berbagai kegiatan, sebagai upaya untuk turut menanggulangi masalah-masalah Kesejahteraan Sosial terutama yang dihadapi generasi muda dilingkungannya, sesuai dengan kondisi daerah dan tingkat kemampuan masing-masing.
Karang Taruna juga memiliki banyak kegiatan yang bersifat sosial seperti menyelenggarakan bakti social, kerja bakti, pengajian rutin dan bahkan menyelenggarakan sunatan massal yang rutin dilakukan 3 tahun sekali.
Pola komunikasi yang dilakukan  kepada masyarakatpun beragam. Mulai dari broadcast message dengan metode komunikasi kelompok, rapat kepala keluarga juga masih dengan metode komunikasi kelompok hingga mengumumkannya dengan speaker masjid. Bahkan, jika perlu mengkomunikasikan dengan mendatangi rumah ke rumah untuk meminta persetujuan, itu dilakukan dengan metode komunikasi inter personal.
Seperti organisasi lain, Karang Taruna memiliki visi misi dan juga tujuan tertentu, yaitu menyeimbangkan keharmonisasian antar warga, membantu menjaga kerukunan, meningkatkan peran pemuda di mata lingkungan, terwujudnya pemuda-pemudi yang bertaqwa kepada Tuhan YME, dan juga untuk mempererat tali silaturahmi.
Mengadakan rapat rutin adalah salah satu kegiatan yang kerap dilakukan, baik dikala ingin mengadakan suatu kegiatan ataupun tidak. Tetapi, dikala rapat seringkali terjadi perbedaan pendapat diantara para anggota ataupun staff keorganisasian Karang Taruna dan hal tersebut selalu bisa dipecahkan dengan cara bermusyawarah untuk mencari jalan tengah atau menentukannya lewat voting. Itu dilakukan dengan metode komunikasi kelompok.
Banyak hal-hal yang bisa dipetik dari keberadaan Karang Taruna ini yaitu memperbanyak link pertemanan dan juga mempererat tali silaturahmi.
Karang Taruna juga seringkali mengajak Karang Taruna lain untuk berkontribusi dalam acaranya, mulai dari penggalangan dana, dan juga keterlibatan sponsor untuk menanggulangi biaya produksi acara yang diselenggarakannya.





















DAFTAR PUSTAKA
https://yodataruna.wordpress.com/sejarah-berdirinya-karang-taruna/ (diunduh pada tanggal 4 November 2015, pukul 10.17)
http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/03/struktur-sosial.html ((diunduh pada tanggal 4 November 2015, pukul 10.22)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar